Minggu, 09 Maret 2014

Jangan Sampai Menyesal...

We are so busy growing up, we forget that they're also growing old. 

....................

Tadi malam salah satu teman sharing bagaimana kita bisa earn money and also spend money. Gimana caranya earn money tidak saya ceritakan disini, saya rasa teman-teman mengetahui lebih banyak. Nah, kalau spend money bagaimana? 

Lalu kemudian dia menceritakan bahwa dia lebih menghabiskan uangnya untuk memberdayakan orang lain, membuka lapangan kerja dibandingkan memberi sumbangan. Make sense. Kemudian lagi dia menceritakan bahwa cara spend money yang membuat hati bahagia adalah dengan membahagiakan orang tua, misalnya dengan membawa orang tua jalan-jalan dengan fasilitas yang nyaman tentunya (kalau memang kita mampu). 

Dia mengatakan bahwa dimana-mana orang tua pasti berusaha menghemat, apalagi misalnya yang membiayai adalah anak-anaknya.  Kalo tinggal di hotel, bilangnya "Jangan boros, toh cuman buat tidur, dimana saja samalah, makan yang biasa-biasa saja, toh keluarnya juga sama (haha)". Tapi sesungguhnya "Yi fen qian, yi fen huo- Ada harga ada barang". Kenyamanan, kualitas dan servis yang kita dapatkan berbeda.  Sampai sejauh ini dari yang saya kenal, tidak ada orang tua yang terang-terangan meminta fasilitas mewah. Begitupun orang tuaku dan mertua.

Yang lebih parah adalah konsep pemikiran orang tua yang mencari duit untuk anak. Jadi hidup sehemat-hematnya, makan hemat, apa-apa hemat, sekolahin anak ke luar negeri, ntar anak pulang dimodalin usaha, semua aset diberikan untuk anaknya. Sendiri tetap hemat. Hahaha...  Kalau anaknya berbakti itu nilai plus. Tapi apabila tidak berbakti, wah mau bagaimana? Kebanyakan nonton drama Singapore saya...wkwkwkw. Jadi kita yang jadi orang tua, pintar-pintar juga saving buat masa tua. Jangan semua melulu untuk anak.

Bagi yang sudah memiliki keluarga sendiri atau karir sendiri mungkin sering merasa bahwa apa yang kita miliki saat ini itu penting banget... "Gila! yang gw kerjakan ini prioritas nomor satulah, pasangan nomor satu, anak yang didahulukan, atau kalau pulang berkunjung berapa hari mikirin harus cuti,  ntar gaji dipotong." wkwkw. Demikian juga kadang diriku. Orang tuaku tinggal di kampung halaman sedangkan saya dan suami sekeluarga berdomisili di Jakarta. Mertua juga tinggal di kampung halaman. Jadi kira-kira 2 atau 3 bulan sekali mereka datang berkunjung. Dulu ketika anak baru satu dan belum bersekolah, dalam setahun bisa pulang berkunjung 3 kali. Tetapi saat ini saya sulit berkunjung ke kampung halaman karena Richard sudah bersekolah ditambah satu buntut lagi, Audrey-- kebayang donk kalo pulang rempongnya minta ampun. again.. another excuses.

Saya salut dengan pasangan suami istri yang juga sahabat kami, apabila orang tuanya ulang tahun, mereka ataupun salah satu dari mereka pulang merayakan bersama. Ingin rasanya misalnya pada hari ulang tahun orang tua, pulang ke rumah untuk merayakan bertambahnya usia mereka. Tapi ada-ada saja alasannya yang akhirnya berujung hanya pada ucapan Selamat Ulang Tahun lewat telepon dan kado yang menyusul. Sigh.

Aku pernah bertanya tentang impian Mama jauh sebelum saya menikah. Mama tidak meminta materi apapun, hanya mengatakan. " Yah, kalau bisa kita satu keluarga bersama cucu-cucu jalan-jalan bersama kemana gitu...,". Sampai sekarang belum terwujud. Hehehe... Saya rasa semua orang tua berkeinginan seperti itu. Nenek dari suami juga demikian, ingin berkumpul lengkap dengan semua anggota keluarga. Tapi setelah dikalkulasikan bisa 60 orang lebih. Yang paling memungkinkan adalah naik kapal pesiar bareng dan butuh EOnya. Haha..

Suami juga pernah bercerita bahwa salah satu customernya menyarankan, kalau ada waktu, ajaklah orang tua jalan-jalan. Jangan sampai menyesal seperti dirinya. Diceritakan bahwa dulu ayah customernya menginginkan untuk jalan-jalan ke kampung halamannya di China. Anaknya mengiyakan dan berpikiran harus mengumpulkan uang, usaha berjalan sukses, tapi yang namanya buka toko- pikirannya mungkin-- kalau toko tutup tidak ada income. Perjalanan tertunda... hingga sang Ayah meninggal. Menyesal memang datangnya belakangan.

Kita terlalu sibuk (menjadi dewasa, mencari uang, memanjakan pasangan, merawat anak) sehingga kita lupa bahwa orang tua juga terus menjadi tua. Jika kulihat kulit papa yang semakin keriput, rambut, alis yang memutih, hati terasa sesak. Melihat guratan-guratan halus pada wajah mama dan tubuh yang semakin menciut, aku takut waktu kebersamaan kami semakin sedikit. :(

Teman yang salah satu orang tuanya atau bahkan keduanya telah tiada, mungkin merindukan orang tuanya. Yang bisa dilakukan hanya pelimpahan jasa dan berdoa. Yah memang itu. Tapi bagi kita yang orang tuanya masih ada, apa yang bisa kita lakukan?

Mungkin bagi kita yang tinggal berjauhan dengan orang tua. Luangkan waktu untuk sesaat menelepon ataupun mengunjungi orang tua kita. Saya rasa orang tua jarang menelepon kita bukan berarti tidak ingin mengobrol dengan kita, tetapi mungkin karena takut mengganggu apabila kita lagi sibuk, jarang berkunjung, mungkin berpikir akan merepotkan kita... hehehe... 

Bagi yang masih tinggal serumah dengan orang tua. Renungkan, kapan kita benar-benar duduk bersama orang tua dan mendengar, ngobrol panjang lebar di sela-sela hari-hari kita yang sibuk. :) (kaya iklan Sariwangi -- Luangkan 15 menit untuk keluarga)..wkwkw....

Or mungkin melakukan perjalanan bersama-sama....

It's up to you....

_________________________________________________________________

Dalam Buddhisme, dikatakan dalam Kitab Sutra Bakti Seorang Anak, "Di antara Semua Dharma yang begitu banyak, Kebaikan Orang Tua adalah yang paling Besar, Sesungguhnya ada dua orang Buddha di setiap keluarga; yakni Ayah dan Ibu. Sayang sekali kebanyakan orang tidak menyadarinya, tidak perlu dihiasi sengan emas dan warna-warni, tidak perlu diukir dengan cendana. Lihat sajalah Ayah dan Ibumu sekarang. Mereka adalah Sakyamuni dan Maitreya. Kalau Engkau dapat memeberikan persembahan kepada mereka, tidak perlu lagi melakukan Jasa dan kebajikan lain." The kindness of Parents and the Difficulty in Repaying It (Filial Piety Sutra)


Kematian itu pasti, hanya saja datangnya tidak pasti.....

Jangan sampai orang tua sudah tiada baru kita menyesal.


ps. thanks for Serpong'ers for the inspiration.


Tidak ada komentar: