Selasa, 04 November 2014

Sang Penunggu Lift

Menurut moms, setelah memiliki anak, apa yang ribet? For me, semuanya menjadi ribet. Sejak memiliki anak, tidak ada yang namanya bisa makan tenang, mandi tenang, jalan-jalan tenang. Wkwkwkw...

Ketika jalan-jalan di mall, dengan dua buntut, saya sering membawa stroller, paling tidak untuk menaruh barang-barang atau ketika anak capai ingin beristirahat. Jika membawa stroller, satu hal yang bikin ribet adalah ketika harus naik turun lantai. Menggunakan eskalator ketika sedang mendorong anak dalam stroller adalah hal yang berbahaya, hal ini terlihat pada sticker-sticker yang tertempel di eskalator. Jika kita membawa stroller bayi ataupun kursi roda dianjurkan untuk menggunakan lift. Semua demi keamanan. Jika saya hanya menggendong anak tanpa membawa stroller saya lebih suka menggunakan eskalator, karena tidak suka berhimpitan dengan banyak orang dalam satu ruangan yang sempit.

Sebenarnya sudah lama saya memendam hal ini, akhirnya hari ini saya menuliskannya juga. 

Seringkali ketika sedang main di mall harus menuju beberapa lantai yang berbeda. Ketika pintu lift terbuka, saya sambil mendorong anak dalam stroller ingin masuk, tetapi akhirnya tertahan karena banyak sekali orang-orang yang begitu individualis, berebutan untuk menggunakan lift (bahkan ketika saya perhatikan tidak ada yang membawa anak, ataupun bersama orang tua). Akhirnya seringkali juga saya mengalah sambil diam menatap mereka. Pengennya sih biar mereka menangkap maksud tatapan saya. Wkkkk... Mereka yang kebanyakan para kaum muda tidak menghiraukan seorang ibu yang mendorong  stroller dengan anak di dalamnya dan satu anak dalam gendongan pengasuh, yang mau tidak mau harus menggunakan lift karena beberapa eskalator dipalang dilarang untuk dilewati. Akhirnya kami harus tetap menunggu hingga lift berikutnya tiba. Cukup dongkol memang. 

Saya kembali membayangkan orang-orang yang rasa pedulinya minim ini. Apakah ini contoh anak muda zaman sekarang. Saya tidak pernah tahu alasan mengapa mereka yang menerobos masuk ke dalam lift begitu terburu-buru. Bahkan hanya naik atau turun satu lantai. Atau tidak mau bergeser ketika kami harus mendorong stroller keluar dari lift. Membuat kepala kembali bergeleng-geleng. 

Untungnya hari ada dewa penyelamat ketika saya ingin turun dari lantai 4 menuju lantai dasar. Hari ini (4/11) dewa penyelamat saya bernama Mas Reza, beliau adalah Penunggu Lift di Central Park. Bisa dibilang demikian. Tadi Richard tiba-tiba tidak enak badan dan merengek ingin pulang, akhirnya makanan yang kami pesan di take away dan kami langsung menuju lift untuk turun, karena mobil parkir di bawah. Lagi-lagi ketika lift terbuka, orang-orang muda berebutan masuk ke dalam lift. Saya menahan diri untuk masuk kedalam karena sudah banyak orang yang berada di dalam lift, Tetapi Mas Reza hari ini dengan tegas mempersilakan kami ibu dan anak masuk dan mengatur orang-orang di dalamnya untuk bergeser. Dan kamipun masuk menuju lantai dasar. Tanpa harus menunggu lebih lama lagi.

Mas Reza, Sang Penunggu Lift, posisi yang disadari dan tidak disadari. Tetapi sangat membantu bagi saya yang ribet dengan anak tentunya. Beliau adalah petugas yang mempersilahkan orang masuk dan keluar dan menekan tombol lantai di lift. Beberapa mall memposisikan Penunggu Lift, dan saya rasa karena berbagai alasan, keamanan dan kenyamanan. Tapi saya sangat terbantu dengan hadirnya mereka. 

Artikel ini saya tulis sebagai sentilan kepada orang-orang muda yang pernah saya temui di pintu lift dimana ketika saya sedang membawa stroller bersama anak, dan mereka tetap masuk tanpa peduli ataupun mempersilahkan orang dengan stroller baby ataupun kursi roda masuk terlebih dahulu. 

Dan saya mempersembahkan artikel ini juga sebagai bentuk apresiasi saya bagi para Penunggu Lift. Terima kasih Mas Reza dan Reza-reza lainnya.